Selasa, November 08, 2011

Berbagai Olahan Pangan Berbahan Durian

Pusat keanekaragaman durian adalah Pulau Kalimantan. Untuk daerah Kaliman Barat durian hanya untuk konsumsi lokal, sayang sekali buah durian yang melinpah pada saat panen raya belum bisa di perdagangkan atar pulau seperti halnya durian dari daerah Sumatera yang sudah biasa membanjiri  kota-kota besar di Pulau Jawa. Daerah-daerah sekitarnya juga memilki beberapa plasma nutfah durian, seperti Mindanao, Sumatera, dan Semenanjung Malaya meskipun tidak semelimpah Kalimantan. Meskipun demikian, pengekspor utama durian adalah Thailand, yang mampu mengembangkan kultivar dengan mutu tinggi dan sistem budidaya yang baik. Bebera Negara yang membudidayakan durian untuk komoditi ekspor  adalah Thailand, Mindanao di Filipina, Queensland di Australia, Kamboja, Laos, Vietnam, India, dan Sri Lanka.

Durian adalah nama tumbuhan tropis yang berasal dari Asia Tenggara, sekaligus nama buahnya yang bisa dimakan. Nama ini diambil dari ciri khas kulit buahnya yang keras dan berlekuk-lekuk tajam sehingga menyerupai duri. Sebutan populernya adalah "raja dari segala buah" (King of Fruit), dan durian adalah buah yang kontroversial. Meskipun banyak yang menyukainya, sebagian yang lain muak dengan aromanya dan bisa memabukan bagi yang tidak menyukainya.

Durian terutama dipelihara orang untuk buahnya, yang umumnya dimakan (arilus atau salut bijinya) dalam keadaan segar. Salut biji ini umumnya manis dan sangat bergizi karena mengandung banyak karbohidrat, lemak, protein, dan mineral.

Untuk durian khas Pontianak yang terkenal adalah durian Sei Jawai Dalam yang mempunyai aroma dan citarasa khas atau biasa disebut durian kucing tiduk (kucing tidur). Di Kalimantan Barat durian tersebar luas di sejumlah Kabupaten /Kota, yang tumbuh di kebun-kebun dan tumbuh di hutan-hutan secara alami. Namun sekarang pohon durian sudah banyak yang ditebang untuk bahan bangunan rumah, hal ini disebabkan dengan semakin mahal dan langkanya kayu untuk bahan bangunan rumah.

 Pada musim raya durian, buah ini dapat dihasilkan dengan berlimpah, terutama di sentra-sentra produksinya di daerah. Secara tradisional, daging buah yang berlebih-lebihan ini biasa diawetkan dengan memasaknya bersama gula dan tepung ketan menjadi dodol durian (biasa disebut lempok), atau memfermentasikannya menjadi tempoyak. Selanjutnya, tempoyak yang rasanya masam ini biasa menjadi bahan masakan seperti sambal tempoyak, atau untuk campuran memasak ikan.Durian juga bisa dibuat selai atau gula durian, dengan cara memasak arilus atau salaut biji durian dengan gula pasir. Selain durian bisa untuk melapisi atau dioleskan pada roti tawar.

Durian pun kerap diolah menjadi campuran bahan kue-kue tradisional, seperti gelamai atau jenang. Terkadang, durian dicampurkan dalam hidangan nasi pulut (ketan) bersama dengan santan atau dibikin kalak durian besarama kacang hijau. Dalam dunia masa kini, durian (atau aromanya) biasa dicampurkan dalam permen, es krim, susu, dan berbagai jenis minuman penyegar lainnya.

Ada resep khusus bagi penggemar durian khususnya dilakukan masyarakat Kalimantan Barat agar tidak mabuk setelah makan durian, yaitu dengan cara  mencuci  tangan dicangkang bekas biji durian dengan dicampur sedikit garam dapur dan diminum.

(Nostalgia pulang kampung di musin durian, Sutaryo)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar