Jumat, Oktober 21, 2011

Cabuk Khas Wonogiri


 
Wonogiri di sekitar antara tahun enampuluhan sampai tahun tujuhpuluhan terkenal daerah miskin dan rawan pangan sehingga ada sebagian masyarakat untuk mempertahankan hidupnya sampai mengkonsumsi nasi bekatul yang selayaknya hanya untuk pakan ternak. Namun Alhamdulillah dengan Ridhlo Allah SWT serta kerja keras masyarakatnya yang tidak mudah menyerah maka kerawanan pangan Insyah Allah sudah tidak ada lagi. Untuk mengatasi kerawanan pangan masyarakatnya sudah sejak dahulu sudah melaksanakan vareasi makanan misalnya nasi tidak hanya terbuat dari beras tetapi juga dari singkong dan jagung.
Untuk bernostalgia makanan  khas Wonogiri ada sebuah Rumah Makan (Rumah Makan Pak Eko) di Desa
Bulusulur Kecamatan Wonogiri Kota yang menyediakan  masakan  khas tempo dulu seperti Nasi Tiwul, Nasi Jagung serta kuleman (urap) yang khas tempo dulu.

Terkenal dengan Nasi Tiwul juga Nasi Jagung untuk daerah Kecamatan Ngadirojo, Sidoharjo dan Girimarto terkenal Kuleman Gunung ( urapan yang didapat dari tanaman daerah pegunungan), beraneka jenis makanan khas tersedia di Wonogiri. Kacang Mede( Mete) merupakan makanan yang berasal dari biji buah Jambu Mede (Jambu Mete) yang memang banyak terdapat di wilayah Wonogiri (khususnya Kecamatan Ngadirojo). Sedangkan Emping Melinjo merupakan makanan yang berasal dari biji buah Melinjo. Biji buah dikupas, lalu disangrai kemudian ditumbuk sampai berbentuk lempengan kecil. Kedua jenis makanan ini disajikan setelah terlebih dahulu digoreng sampai kecoklatan. Ada pula Cabuk adalah makanan yang berasal dari ampas pembuatan minyak dari biji Wijen yang dicampur dengan merang padi yang dibakar (lodo)  sehingga berbentuk pasta berwarna hitam

Mengolah cabuk ada dua macam :
1.      Langsung dibuat sambal cabuk dengan campuran garam, gula jawa, cabe rawit, bawang putih dan daun kemangi.
2.      Dibuat pepesan cabuk dengan campuran garam, gula jawa, cabe rawit, bawang putih dan kemangi kemudian dibungkus dengan daun pisang kemudian dipanggang diatas bara api.

Selain Cabuk di Kecamatan Ngadirojo, Sidoharjo, Girimarto dan Jatisrono juga terkenal dengan Tempe Mlanding (bahan dasar biji Lamtoro/ Mlanding) yang biasanya diolah menjadi sambal goreng tempe mlading dengan campuran cabe besar hijau, petai, dan tahu. Ada juga yang  diolah menjadi Besengek tempe mlanding dengan campuran daun tangkil dan cabe rawit hijau serta santan kelapa. Ada juga tempe yang terbuat dari Koro Benguk dengan sebutan tempe benguk dapat juga digoreng dan dibuat besengek.
Masih ada lagi  makanan bernama  "Pindang", ini berasal dari tepung tapioka dan bekatul yang dimasak dengan daging kambing (biasanya bagian kepala, kikil dan jerohan kambing) serta ramuan bumbu  dapur, yang terkenal di Kecamatan Ngadirojo tepatnya di Dusun Sidokriyo Desa Kerjo Lor.  Saat pagi hari juga sering dapat dijumpai Kue Serabi, Kue Kelepon dan Kue Cucur, Ketan tumbuk (Jatah Jojoh) serta kue Ketan Oran, Tempe goreng tepung  di  Pasar Kota Wonogiri dan tempat lainnya di berbagai kecamatan di wilayah Wonogiri.

Makanan khas lain adalah Bakso dan Mie Ayam Wonogiri yang memiliki citarasa khas, oleh sebab itu di Jakarta maupun di luar Pulau Jawa banyak sekali Tukang Bakso atau  Mie Ayam dari Wonogiri. Adakalanya di suatu desa hanya didiami oleh orang tua (kakek dan nenek)  dan anak-anak usia sekolah, dikarenakan orang tuanya banyak yang merantau ke luar daerah.

(Sutaryo)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar