Sabtu, November 12, 2011

Naturopati VS Farmakoterapi


Terminologi naturopati, secara etimologis, berasal dari kata naturo atau nature (alami) dan path atau pathway (lintasan). Naturopati merupakan suatu bentuk ilmu kedokteran yang dalam penatalaksanaannya dengan memperbaiki jalan alami tubuh. Jalan alami ini dicerminkan sebagai sistem homeostasis tubuh manusia. 

Empat sifat dapat dinyatakan untuk mengungkap perkembangan karakter pengobatan naturopati,yaitu:
1.      Alternative
2.       Komplementari
3.       Integrative
4.       Dan pengobatan holistik. 

Sifat alternatif didapatkan karena model pengobatan naturopati banyak diambil sebagai jalan alternatif setelah pasien menjalani pengobatan konvensional. Selanjutnya, pengobatan naturopati mampu menjadi pendamping pengobatan dengan ilmu kedokteran konvensional. Dalam hal ini, hilanglah asumsi pendekatan non ilmiah pada pengobatan naturopati.

Pengobatan naturopati kemudian mampu menjadi saling integratif dengan ilmu kedokteran konvensional; mampu saling mengisi. Pembentukan American Holistic Medical Association pada tahun 1978 menandakan pengakuan bahwa pengobatan naturopati telah diakui sebagai pengobatan yang menyeluruh terhadap fungsi dan sistem tubuh manusia dengan memberdayakan individu secara holistik, baik jasmani, rohani, maupun spiritual. Kini, prinsip pengobatan naturopati telah mengkerucut menjadi metode sistem pengobatan yang bersifat natural, non-invasive, no chemical approach, person-centered medicine, dan friendly environment.

Farmakoterapi adalah pengobatan penyakit melalui pemberian obat . Dengan demikian, ini dianggap bagian dari kategori yang lebih besar dari terapi . Apoteker adalah pakar dalam farmakoterapi dan bertanggung jawab untuk memastikan penggunaan yang aman, tepat, dan ekonomis obat-obatan . Sebagai spesialis farmakoterapi, apoteker memiliki tanggung jawab untuk langsung perawatan pasien , sering berfungsi sebagai anggota tim multidisiplin, dan bertindak sebagai sumber utama obat-informasi terkait untuk lainnya profesional kesehatan .

Yang menjadi pertimbangan pengobatan Naturopati :
1.      Tragedi Thalidomide (1960) (dimana beratus-ratus bayi lahir cacat akibat mewabahnya penggunaan obat-obatan sintetik kimiawi) menyebabkan para pakar kesehatan mulai tertarik dengan konsep pengobatan naturopati. Secara Konseptual, naturopati menyembuhkan penyakit dengan melihat langsung dari inti permasalahannya sementara farmakoterapi menyembuhkan penyakit berdasarkan gejala. Contoh : Penyakit tulang dan persendian diobati secara farmakoterapi dengan menggunakan NSAID ( obat anti radang) dimana pengaruh obat tersebut hanya menghilangkan/mengurangi rasa sakit sementara pengobatan naturopati memperbaiki kerusakan tulang dan memberikan pelumasan pada persendian walaupun membutuhkan waktu lebih lama.
2.      Naturopati hanya menggunakan bahan alami sehingga lebih mudah dicerna dan lebih mudah dikeluarkan tubuh jika berlebih tanpa khawatir efek samping akibat penggunaan zat-zat kimia/sintetis yang asing bagi tubuh. Contoh : Penggunaan obat NSAID dalam jangka panjang dapat mengakibatkan kerusakan lambung dan gangguan ginjal.
3.      Pengobatan naturopati terbukti lebih ekonomis dan praktis karena banyak bahan alamiah yang multi fungsi. Contoh untuk penyakit hipertensi, diperlukan beberapa jenis obat mulai dari Diuretik, Beta Bloker, ACE inhibitor, Kolesterol dan Trigliserida hingga Penenang. Ekonomis juga berarti bebas dari munculnya penyakit lain dikemudian hari (bebas efek samping).
4.      Seiring dengan kemajuan riset terhadap khasiat berbagai bahan alami serta kesadaran akan efek samping dari pengobatan farmakoterapi, beberapa indstri farmasi mulai memproduksi obat-obatan fitofarmaka yang menggunakan hanya bahan alami pada komposisinya.
5.      Kitab-kitab suci dari berbagai agama juga mereferensikan penggunaan bahan alamiah sebagai solusi terhadap berbagai penyakit di dunia. Tinggal bagaimana umat manusia berusaha mendapatkan jawabannya.
(Sumber : Dirangkum dari berbagai sumber) Sutaryo.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar