Sudah menjadi pemandangan yang rutin setiap bulan Ramadhan dan
menjelang hari raya Idul Fitri sebagian kota-kota besar di Indonesia
kebanjiran pengemis musiman. Kadang-kadang kitapun kesulitan untuk
membedakan antara orang yang mampu dengan orang yang kurang mampu,
sebab jika melihat dari phisiknya ada sebagian yang tidak bisa digolong
sebagai pengemis. Tubuhnya kuat dan usianya kadang-
kadang masing usia produktif.
Yang anehnya lagi mereka sepertinya ada koordinatornya, para pengemis disewakan tempat tinggal sementara dan diberikan fasilitas atar jemput ke tempat mangkalnya. Ada juga yang datang ke tempat
mangkalnya dengan pakaian rapi dengan membawa tas pakaian ganti untuk mengemis agar yang melihatnya merasa iba. Bahkan ada salah seorang pengemis yang diwawancarai oleh reporte Tv swasta, mereka berdalih mengemis karena nunggu hasil panen sawah di kampung (atau di kampung sedang tidak ada pekerjaan), ketika ditanya berapa pendapatannya sehari mereka menyebutkan bisa lebih Rp.100.000,- dalam sehari.
Diriwayatkan dari Sahl bin Handzalah RA, beliau berkata, Rasulullah bersabda : “Siapa yang mengmis padahal dia memiliki sesuatu yang cukup baginya, sesungguhnya dia hanya memperbanyak bara neraka Jahannam.” Para sahabat bertanya: “Kecukupan yang bagaimanakah yang tidak membolehkan untuk mengemis?” Rasulullah menjawab: “Yaitu yang cukup untuk makan siang dan malamnya.” (HR. Abu Dawud : 2/281. Lihat Shahih Al Jami’ : 1623)
Dan diriwayatkan dari Ibnu Mas’ud RA, beliah berkata, Rasulullah SAW bersabda : “Barang siapa yang meminta-minta padahal ia memiliki apa yang mencukupinya, niscaya ia datang pada hari kiamat dalam keadaan wajahnya robek.” (HR. Ahmad: 1/388. Lihat Shahih Al Jami’: 6255)
Sebagian pengemis ada yang berdiri di depan hamba-hamba Allah mengganggu orang berdzikir dengan melontarkan keluhan penderitaannya, dan sebagian mereka ada yang berbohong serta memalsukan surat-surat resmi dan mengada-ada. Kadang-kadang mereka sengaja menyebarkan anggota keluarganya di beberapa masjid untuk mengumpulkan sedekah, serta berpindah-pindah dari satu masjid ke masjid yang lain, padahal mereka dalam keadaan serba cukup yang tidak diketahui oleh siapapun selain Allah, dan apabila mereka meninggal baru ketahuan harta peninggalannya. Dan orang lain yang betul-betul memerlukan, dikiran oleh orang yang tidak mengetahui sebagai orang-orang kaya, karena menjaga kehormatan/ harga dirinya. Mereka tidak mau mengemis sambil merendahkan diri sehingga mereka tidak diketahui dan tidak diberi sedekah.
Perlu juga untuk diwaspadai adanya oknum yang keluar masuk komplek perumahan yang berbekal photo copy proposal untuk sumbangan pembangunan masjid, untuk panti anak yatim sebetulnya hanya bohong dan akal-akalan.
(Sumber tulisan : Buku Larangan-larangan Yang Terabaikan karangan Mohammed Sholeh Al Munajjid) Sutaryo.
kadang masing usia produktif.
Yang anehnya lagi mereka sepertinya ada koordinatornya, para pengemis disewakan tempat tinggal sementara dan diberikan fasilitas atar jemput ke tempat mangkalnya. Ada juga yang datang ke tempat
mangkalnya dengan pakaian rapi dengan membawa tas pakaian ganti untuk mengemis agar yang melihatnya merasa iba. Bahkan ada salah seorang pengemis yang diwawancarai oleh reporte Tv swasta, mereka berdalih mengemis karena nunggu hasil panen sawah di kampung (atau di kampung sedang tidak ada pekerjaan), ketika ditanya berapa pendapatannya sehari mereka menyebutkan bisa lebih Rp.100.000,- dalam sehari.
Diriwayatkan dari Sahl bin Handzalah RA, beliau berkata, Rasulullah bersabda : “Siapa yang mengmis padahal dia memiliki sesuatu yang cukup baginya, sesungguhnya dia hanya memperbanyak bara neraka Jahannam.” Para sahabat bertanya: “Kecukupan yang bagaimanakah yang tidak membolehkan untuk mengemis?” Rasulullah menjawab: “Yaitu yang cukup untuk makan siang dan malamnya.” (HR. Abu Dawud : 2/281. Lihat Shahih Al Jami’ : 1623)
Dan diriwayatkan dari Ibnu Mas’ud RA, beliah berkata, Rasulullah SAW bersabda : “Barang siapa yang meminta-minta padahal ia memiliki apa yang mencukupinya, niscaya ia datang pada hari kiamat dalam keadaan wajahnya robek.” (HR. Ahmad: 1/388. Lihat Shahih Al Jami’: 6255)
Sebagian pengemis ada yang berdiri di depan hamba-hamba Allah mengganggu orang berdzikir dengan melontarkan keluhan penderitaannya, dan sebagian mereka ada yang berbohong serta memalsukan surat-surat resmi dan mengada-ada. Kadang-kadang mereka sengaja menyebarkan anggota keluarganya di beberapa masjid untuk mengumpulkan sedekah, serta berpindah-pindah dari satu masjid ke masjid yang lain, padahal mereka dalam keadaan serba cukup yang tidak diketahui oleh siapapun selain Allah, dan apabila mereka meninggal baru ketahuan harta peninggalannya. Dan orang lain yang betul-betul memerlukan, dikiran oleh orang yang tidak mengetahui sebagai orang-orang kaya, karena menjaga kehormatan/ harga dirinya. Mereka tidak mau mengemis sambil merendahkan diri sehingga mereka tidak diketahui dan tidak diberi sedekah.
Perlu juga untuk diwaspadai adanya oknum yang keluar masuk komplek perumahan yang berbekal photo copy proposal untuk sumbangan pembangunan masjid, untuk panti anak yatim sebetulnya hanya bohong dan akal-akalan.
(Sumber tulisan : Buku Larangan-larangan Yang Terabaikan karangan Mohammed Sholeh Al Munajjid) Sutaryo.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar