Jumat, Oktober 21, 2011

Khasiat Brotowali

Dalam bahasa Latin, brotowali disebut Tinospora crispa (L) Miers. Di Indonesia, tanaman ini dikenal dengan berbagai nama daerah, seperti andawali (Sunda), antawali (Bali dan Nusa Tenggara), dan bratawali, antawali, putrowali, atau daun gedel (Jawa). Di daerah lain, brotowali dikenal dengan nama putrawali atau daun gedel. Dalam bahasa Inggris bratawali disebut bitter grape, dan dalam bahasa Cina dikenal dengan nama shen jin teng.

Brotowali yang dikenal sebagai tanaman obat ini berasal dari Asia Tenggara. Wilayah penyebarannya di Asia Tenggara cukup luas, meliputi wilayah Indo Cina, Semenanjung Melayu, Filipina, dan Indonesia. Di Indonesia, brotowali banyak ditemukan di Pulau Jawa, Bali, dan Ambon. Di Indo Cina, semua bagian tanaman brotowali digunakan sebagai obat demam pengganti kina. Di Malaysia dan Filipina, brotowali sudah dikenal secara turun temurun sebagai obat untuk mengatasi kadar gula darah yang tinggi atau penyakit diabetes mellitus yang dikenal juga dengan kencing manis.


Di Indonesia, seperti Bali, batang brotowali banyak dipakai untuk mengobati sakit perut, demam, dan sakit kuning. Di samping itu, pipisan atau tumbukan daunnya banyak digunakan sebagai obat gosok untuk mengobati sakit punggung dan pinggang. Di Jawa, brotowali banyak digunakan untuk mengobati demam dan sebagai obat luar, seperti untuk lukan dan gatal-gatal. Air rebusan batang brotowali banyak dipakai untuk menyembuhkan gatal-gatal, koreng dan borok-borok yang sulit disembuhkan atau penyakit ganreng. Baru pada awal abad ke-20, di Indonesia, brotowali mulai banyak digunakan untuk mengobati penyakit gula atau kencing manis (diabetes mellitus).

Untuk mendapatkan brotowali sangatlah mudah. Tanaman ini banyak dijual di pasar-pasar tradisional, terutama di kios-kios yang menjual jamu, seperti di Pasar Petak 9, Glodok, Jakarta Pusat atau di Proyek Inpres pasar Senen, Jakarta Pusat. Di pasar-pasar tradisional, brotowali banyak dijual, terutama bagian batangnya, sehingga dikenal dengan sebutan batang brotowali saja. Namun, sekarang ini sudah tersedia ekstrak brotowali yang dikemas dalam bentuk kapsul sehingga memudahkan konsumen dalam mengkonsumsinya. Bentuk obat yang tinggal diminum ini membuat rasa pahit dari brotowali tidak terasa lagi.
Brotowali mengandung banyak senyawa kimia yang berkhasiat menyembuhkan bebagai penyakit. Kandungan senyawa kimia berkhasiat obat tersebut terdapat di seluruh bagian tanaman, dari akar, batang, sampai daun.

Akar brotowali mengandung senyawa antimikroba berberin dan kolumbin. Berdasarkan sejumlah literatur, secara umum didalam tanaman brotowali terkandung berbagai senyawa kimia, antara lain alkaloid, damar lunak, pati, glikosida, pikroretosid, harsa, zat pahit pikroretin, tinokrisposid, berberin, palmatin, kolumbin dan kaokulin atau pikrotoksin.

Efek Farmakologis
Berdasarkan senyawa yang terkandung dalam tanaman brotowali, tercatat ada beberapa efek farmakologis dari brotowali sehingga dapat menyembuhkan berbagai jenis penyakit. Brotowali dapat memberikan efek farmakologis, yaitu analgesi, anti inflamasi, antikoagulan, tonikum, antiperiodikum, dan diuretikum.
Sifat analgesik menyebabkan brotowali dapat menghilangkan rasa sakit. Sifat antipiretikum menyebabkan brotowali berkhasiat dalam menurunkan panas. Batang brotowali banyak digunakan untuk mengobati sakit perut (diare), demam, sakit kuning, sakit pinggang, dan cacingan. Disamping itu, brotowali digunakan sebagai antidiabetik. Antidiabetik disini adalah sebagai obat penyakit diabetes atau kencing manis. Brotowali juga dapat digunakan sebagai obat luar, misalnya obat kudis, serta membersihkan koreng dan ganreng.
Ada beberapa hasil penelitian mengenai efek farmakologis yang mendukung khasiat dan manfaat brotowali dalam dunia pengobatan
.
Khasiat Brotowali dapat mengobati dan mencegah beberapa penyakit, antara lain : Diabetes Mellitus, Demam, Demam Kuning, Diare, Gatal-gatal dan koreng, Hepatitis, Kudis, Luka kecil, Rematik.

(Sumber : http://diabetbrotowaliplus.com) Sutaryo

Tidak ada komentar:

Posting Komentar