Selasa, November 08, 2011

Musik Tanjidor

Betawi punya musik Tanjidor Pontianak-pun khususnya masyarakat Melayu di sepanjang pantai utara Kalimantan Barat  juga punya musik tanjidor yang mendapat pengaruh kuat dari musik Eropa. Pada musik Tanjidor alat musik yang dipergunakan adalah sexopon, tenor, terompet, bedug serta gitar. Jenis musik ini  dimainkan untuk mengiringi perhelatan atau mengarak pengantin dan sering juga dimainkan pada acara penyambutan tamu serta acara peringatan hari kemerdekaan Republik Indonesia. Kostum yang dipergunakanpun macam-macam jenisnya dan kebanyakan menyerupai kropmusik militer. Merupakan suatu ansambel musik yang namanya lahir pada masa penjajahan Hindia Belanda di Betawi (Jakarta). Kata "tanjidor" berasal dari kata dalam bahasa Portugis tangedor, yang berarti "alat-alat musik berdawai (stringed instruments)". Tetapi dalam kenyataannya, nama
Tanjidor tidak sesuai lagi dengan istilah asli dari Portugis itu.

Namun yang masih sama adalah sistem musik (tonesystem) dari tangedor, yakni sistem diatonik atau duabelas nada berjarak sama rata (twelve equally spaced tones). Ansambel Tanjidor terdiri dari alat-alat musik seperti berikut: klarinet (tiup), piston (tiup), trombon (tiup), saksofon tenor (tiup), saksofon bas (tiup), drum (membranofon), simbal (perkusi), dan side drums (tambur).

Pemain-pemainnya terdiri dan 7 sampai 10 orang. Namun  kadang-kadang  juga terdiri enam orang, satu group tersebut sudah seperti mempunyai hubungan dalam bermain musik, jika ada orang yang baru bergabung akan membuat suasananya menjadi berbeda . Inti dari musik Tanjidor, terletak pada terompet serta bedug. Kedua alat tersebut merupakan cirikhas Tanjidor. Dalam perkembangannya sekarang bukanlah alat musiknya yang diubah. Namun bagaimana jenis lagu-lagu yang dimainkannya dapat mengikuti permintaan dari pengguna jasa musik tersebut.

Kalau untuk acara  hajatan pernikahan, biasanya musik yang disajikan  adalah jenis dangdut dan tidak menutup  kemungkinan lagu-lagu yang sedang populerpun siap untuk dimainkan, kemudian karena di Pontianak khususnya dan Kalimantan Barat umumnya banyak etnis China maka lagu dari etnis tersebut juga diakomodasi. Pada bulan Zulhijah atau bulan Haji banyak masyarakat mengadakan hajatan pernikahan ini menjadikan musim panen bagi pemusik Tanjidor karena banyak yang mengundang group musik tersebut. Kemudian juga acara peresmian gedung atau perkantoran, serta peringatan 17 Agustus biasanya banyak sekali akan permintaan manggung group musik Tanjidor. Untuk masyakatan Melayu Kalimantan Barat musik Tanjidor adalah musik ciri khas masyarakat Melayu.

(Sumber : Dirangkum dari berbagai sumber) Sutaryo.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar