![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjkBcIJDD5sDSKD-j7SvDOTp-aQDdi11rp3KbUft4A-tTJUpWlL6emFpsCSWfJ3sTlUbzpbyM_4hjUmHxC0i7QKXgY3CVS16VM5bBz6Sll1B4IbVMyGMJbWvKe7JE5JShBkieQWjqSnlAe4/s1600/sm13duluslo28.jpg)
Kesenian Badutan dan Tayuban biasanya dipentaskan
masyarakat pada saat ada hajatan pernikahan, sunatan, karena membayar nadar
atau dalam acara-acara perayaan lainnya.
Kesenian ini terdiri dari serombongan penabuh gamelan
Jawa, penari Tayub (antara 2 sampai 3 orang wanita) dan 2 orang penari Badut.
Tarian Badutan dan Tayuban diselenggarakan antara jam 20.00 sampai dengan jam
24.00.
Untuk acara Badutan dimulai lebih awal, biasanya sebelum
memulai pentas diadakan semacam ritual dengan mengutarakan maksud dan tujuan
tuan rumah menggelar pertunjukan tersebut. Di arena pentas diadakan sesajian
biasanya seekor ayam panggang jago, dua sisir pisang raja, sebungkus rokok siong
dan minuman.
Pentas Badutan merupakan tarian dengan gerakan-gerakan,
kostum dan tata rias wajah yang lucu. Dua Badut menari menyanyi dan
kadang-kadang berpantun jenaka serta teka-teki yang kadang-kadang
nyrempet-nyrempet ke pornografi. Menjelang akhir pertunjukan Badut masuklah
seorang penari wanita untuk menambah serunya pertunjukan, kemudian diakhiri
dengan melemparkan potongan ayam panggang dan pisang kepada penonton.
Lain Badutan lain Tayuban. Untuk tari Tayub para penonton
turut berinteraksi dengan cara diberi sampur oleh penari Tayub (Ledhek). Bagi mereka
yang mendapatkan sampur langsung maju ke arena tayuban dengan terlebih dahulu memasukan sejumlah uang
(tombok) ke dalam wadah yang telah disediakan. Kemudian mereka memilih jenis
gending untuk mengiringi tariannya bersama penari Tayub.
Pemberian sampur biasanya terlebih dahulu kepada tokoh
masyarakat setempat, kemudian para tamu undangan terpilih baru kepada penonton
umumnya. Tarian Tayuban diakhiri kira-kira pada pukul 12 malam.
(Sutaryo)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar