Minggu, Oktober 02, 2011

Tari Badutan dan Tayuban

Kesenian  Badutan dan Tayuban merupakan kesenian masyarakat pedesaan  di daerah Propinsi Jawa Tengah dan Propinsi Jawa Timur bagian pedalaman. Kesenian ini populer dari jaman sebelum  masa kemerdekaan Republik Indonesia sampai dengan masa pemerintahan Orde Baru berkuasa.

Kesenian Badutan dan Tayuban biasanya dipentaskan masyarakat pada saat ada hajatan pernikahan, sunatan, karena membayar nadar atau dalam acara-acara perayaan lainnya.
Kesenian ini terdiri dari serombongan penabuh gamelan Jawa, penari Tayub (antara 2 sampai 3 orang wanita) dan 2 orang penari Badut. Tarian Badutan dan Tayuban diselenggarakan antara jam 20.00 sampai dengan jam 24.00.

Untuk acara Badutan dimulai lebih awal, biasanya sebelum memulai pentas diadakan semacam ritual dengan mengutarakan maksud dan tujuan tuan rumah menggelar pertunjukan tersebut. Di arena pentas diadakan sesajian biasanya seekor ayam panggang jago, dua sisir pisang raja, sebungkus rokok siong dan minuman.
Pentas Badutan merupakan tarian dengan gerakan-gerakan, kostum dan tata rias wajah yang lucu. Dua Badut menari menyanyi dan kadang-kadang berpantun jenaka serta teka-teki yang kadang-kadang nyrempet-nyrempet ke pornografi. Menjelang akhir pertunjukan Badut masuklah seorang penari wanita untuk menambah serunya pertunjukan, kemudian diakhiri dengan melemparkan potongan ayam panggang dan pisang kepada penonton.

Lain Badutan lain Tayuban. Untuk tari Tayub para penonton turut berinteraksi dengan cara diberi sampur oleh penari Tayub (Ledhek). Bagi mereka yang mendapatkan sampur langsung maju ke arena tayuban dengan  terlebih dahulu memasukan sejumlah uang (tombok) ke dalam wadah yang telah disediakan. Kemudian mereka memilih jenis gending untuk mengiringi tariannya bersama penari Tayub.

Pemberian sampur biasanya terlebih dahulu kepada tokoh masyarakat setempat, kemudian para tamu undangan terpilih baru kepada penonton umumnya. Tarian Tayuban diakhiri kira-kira pada pukul 12 malam.
(Sutaryo)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar